Menikmati Sex Dan Udara Pagi Bersama Tante Allen | Udara pagi ini trasa sejuk skali, seakan mnyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Allen yang tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kcantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.
| Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngopi diteras rumah sambil menghirup udara pagi yang segar. Akan tetapi mataku mlihat tante Allen tengah asyik menikmati keindahhan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Allen nampak srius mmperhatikan tanaman itu.
” Pagi tan ” sapaku.
” Hmmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga.
” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi stengah mnawarkan jasa.
” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya mmblakangiku.
Aku tak mlihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini.
” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.
Aku kmbali mmperhatikan tante Allen yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya.
” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati.
Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Allen trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.
Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali.
“Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Allen.
“Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Allen lemah.
“Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah.
“Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati.
Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Allen disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Allen duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Allen yg tengah brsandar disandaran sofa.
“Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Allen pun mminum air hngt yg kuberikan.
“Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.
“Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku.
Tante Allen hanya mnganggukan kpalanya.
“Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi.
“E, em” jawab tante Allen prlahan seakan tengah mnahan sakit.
Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya.
“Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang.
“Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku.
” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur.
“Dah aga mndingan Fad” jelas tante Allen dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku.
Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Allen trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.
“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai.
“Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh.
“Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya.
“Memang kamu bisa!?” tante Allen balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan.
“Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Allen brubah fikiran lagi.
“Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Allen.
Membuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.
Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Allen pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Allen. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Allen yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Allen kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Allen mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.
Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …
..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali.
“Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku.
“Iya… ” jawabnya lirih.
Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Allen. Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat.
Smentara tante Allen hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah.
” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam.
Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu.
“Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku.
“Iya Nit… ” balas tante Allen tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.
Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Allen terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya.
“Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Allen stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur.
Tapi tante Allen malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi. Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut.
“Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Allen tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi.
Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.
“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Allen mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat.
Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Allen telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.
Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Allen mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.
Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku.
” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Allen skaligus printah.
Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu.
“Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”.
“Aku juga mau kok!?” ucap tante Allen sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku.
Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.
Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Allen brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya.
” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan.
Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras.
” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Allen dngn nafas taj tratur.
Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya.
“Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Allen sraya mmegangi kpalaku.
Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Allen smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Allen. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Allen mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya.
“Aowww…” jerit kecil tante Allen saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu.
Cerita Panas Janda Cantik dan Seksi Telah Menggoda Imanku – Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.
Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Allen, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Allen menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya.
“Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Allen.
Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.
“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Allen sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.
Dengan senyum manis kearahku, tante Allen mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku.
“Aouw, gede banget..!!” seru tante Allen sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras.
Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat.
Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku.
“Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya.
Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante Allen, meremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Allen smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya.
” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.
Entah brapa lama tante Allen mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang.
” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku.
Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Allen mandi dngn air maniku.
Tante Allen segera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Allen trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab.
Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu.
“Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Allen saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya.
“Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku.
Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi.
“Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Allen tak karuan.
Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.
“Aughh…..” suara tante Allen sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya.
” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Allen lirih.
” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Allen sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.
Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Allen dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Allen agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.
Tante Allen naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Allen mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya.
” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Allen ketika kontolku masuk menusuk memeknya.
Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik.
” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “.
” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Allen tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.
” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Allen sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat.
Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .
“Aaaaaawhhh……..”erang tante Allen sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku.
Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Allen.
“Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.
Setelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.
Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Allen hadmojo.
Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngopi diteras rumah sambil menghirup udara pagi yang segar. Akan tetapi mataku mlihat tante Allen tengah asyik menikmati keindahhan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Allen nampak srius mmperhatikan tanaman itu.
” Pagi tan ” sapaku.
” Hmmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga.
” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi stengah mnawarkan jasa.
” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya mmblakangiku.Aku tak mlihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini.
” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.
Aku kmbali mmperhatikan tante Allen yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya.
” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati.
Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Allen trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.
Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali.
“Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Allen.
“Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Allen lemah.
“Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah.
“Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati.
Menikmati Sex Dan Udara Pagi Bersama Tante Allen | Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.
Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Allen disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Allen duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Allen yg tengah brsandar disandaran sofa.
“Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Allen pun mminum air hngt yg kuberikan.
Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.
“Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku.
Tante Allen hanya mnganggukan kpalanya.
“Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi.
“E, em” jawab tante Allen prlahan seakan tengah mnahan sakit.
Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya.
“Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang.
“Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku.
” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur.
“Dah aga mndingan Fad” jelas tante Allen dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku.
Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Allen trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.
“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai.
“Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh.
“Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya.
“Memang kamu bisa!?” tante Allen balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan.
“Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Allen brubah fikiran lagi.
“Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Allen.
Membuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.
Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Allen pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Allen. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Allen yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Allen kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Allen mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.
Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …
..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali.
“Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku.
“Iya… ” jawabnya lirih.
Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Allen. Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat.
Smentara tante Allen hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah.
” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam.
Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu.
“Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku.
“Iya Nit… ” balas tante Allen tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.
Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Allen terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya.
“Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Allen stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur.
Tapi tante Allen malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi. Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut.
“Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Allen tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi.
Cerita Bokep Janda Cantik dan Seksi Telah Menggoda Imanku – Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.
“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Allen mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat.
Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Allen telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.
Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Allen mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.
Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku.
” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Allen skaligus printah.
Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu.
“Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”.
“Aku juga mau kok!?” ucap tante Allen sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku.
Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.
Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Allen brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya.
” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan.
Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras.
” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Allen dngn nafas taj tratur.
Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya.
“Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Allen sraya mmegangi kpalaku.
Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Allen smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Allen. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Allen mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya.
“Aowww…” jerit kecil tante Allen saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu.
Menikmati Sex Dan Udara Pagi Bersama Tante Allen | Sementara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya. Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Allen, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Allen menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya.
“Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Allen.
Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.
“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Allen sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.
Dengan senyum manis kearahku, tante Allen mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku.
“Aouw, gede banget..!!” seru tante Allen sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras.
Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat.
Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku.
“Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya.
Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante Allen, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Allen smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya.
” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.
Entah brapa lama tante Allen mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang.
” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku.
Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Allen mandi dngn air maniku.
Tante Allen sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Allen trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab.
Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu.
“Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Allen saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya.
“Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku.
Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi.
“Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Allen tak karuan.
Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.
“Aughh…..” suara tante Allen sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya.
” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Allen lirih.
” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Allen sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.
Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Allen dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Allen agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.
Tante Allen naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Allen mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya.
” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Allen ketika kontolku masuk menusuk memeknya.
Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik.
” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “.
” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Allen tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.
” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Allen sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat.
Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .
“Aaaaaawhhh……..”erang tante Allen sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku.
Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Allen.
“Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.
Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga. Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Allen hadmojo.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,